Free Pass Road to PLACEBO

Katakan FUCK Valentine's Day, itulah yang terucap dari mulut seorang forment The Upstairs Jimi Multahzam (Vokalis) ketika The Upstairs berdiri didepan puluhan orang dikantor Rolling Stone di jalan ampera 16 jakarta selatan pada minggu malam 14-02-2010 ketika mengisi acara Free Pass Road To PLACEBO dan langsung disambut meriah oleh penonton. Membawakan delapan lagu, The Upstairs perform sebagai Band penutup.

Dengan ruangan sempit 3x4 yang memaksa penonton berdesak-desakan.
Dengan lagu pembuka Kami Datang Untuk Musik yang diawali oleh dentuman drum Beni Adiantoro yang terlihat begitu semangat ketika menabuh drumnya dan ternyata ada seorang Australia yang mengenakan baju Kunobatkan Jadi Fantasi The Upstairs yang sangat faseh menyanyikan lagu itu dan itu cukup membanggaka. Lagu kedua Ekspetasi Nol, dengan penampilan wanita cantik sang Backing Vocal Dian Maryana yang terlihat begitu cantik dan Flamboyan dengan sedikit senyum yang menarik perhatian. Inilah lagu ketiga, satelit lagu tentang cinta Versi The Upstairs yang berbeda dari lagu-lagu cinta yang kebanyakan band begitu mendayu dengan penampilan Andre Idris dengan permainan gitarnya, dan untuk pertama kalinya terlihat seorang gitaris The Upstairs itu tersenyum ketika sang vokalis sedikit menggodanya dengan wanita yang berada di depannya. Lagu keempat, Sebuah lagu yang sangat hist bangat di Album Pertama The Upstairs yaitu Antah Berantah, dengan penampilan sang Bass & Keyboards Alfi Chaniago yang selalu terlihat memukau di setiap penampilannya.

Dansa Akhir Pekan adalah lagu kelima, yang dinanti-nantikan para Modern Darlings yang sudah begitu lelah dengan aktivitas selama enam hari yang tersita oleh kesibukan kerjaan, sekolah dan sebagainya, dan melepaskanya dengan berdansa akhir pekan. Lagu keenam, Diantara Haluan sebuah lagu yang sangat syahdu yang dinyanyikan oleh Jimi Multahzam sang Vokalis dan terlihat dia begitu menghayatinya. Terekam, lagu ketujuh yang di awali oleh permainan ciamik Keyboards Krishna Visco yang terlihat begitu sangat keren dengan sedikit senyumnya yang membuat wanita-wanita di belakang mencuri-curi pandang.

The Upstairs menutup acara dengan lagu yang berjudul Matraman yang menjadi salah satu lagu terbaik dari 150 lagu versi Rolling Stone, "Tak ada lagu maka tak ada industri musik,” adalah kutipan seorang pencipta lagu terkenal bernama James F. Sundah. Kalimat ini memberikan pencerah-an bahwa sejarah seni musik yang menghias kancah musik Indonesia sejak tahun 1950-an di era Irama dan Lokananta Records hingga hari ini didasari oleh kekuatan lagu-lagu, feno-menal, serta monumental dan merupakan pe-nanda berbagai zaman. Namun beribu sayang, mengingat pendokumentasian sejarah yang kurang tergarap baik, maka Rolling Stone merasa tidak pernah terlambat untuk memberikan kontribusi bagi dunia musik dengan menyingsingkan lengan baju, bahu-membahu dengan para sahabat kontributor, pengamat, dan penikmat musik dalam rangka menyusun sebuah daftar sahih yang memaparkan 150 Lagu Terbaik yang pernah wujud di Indonesia, dalam kurun waktu yang bukan main-main: Sepanjang Masa!........

MANTAFF....dan The Upstairs adalah satu di antaranya.
 

Next destination:14 Februari Rollingstone INA. Road to Placebo

Kamis, 11 Februari 2010
Tanggal 14 februari nanti The Upstairs akan tampil di Rolling Stone... tunggu Update selanjutnya yah... :)

LA LIGHTS FREEPASS - PLACEBO CONCERT
ROLLING STONE LOUNGE
Jl. Ampera Raya 16, Jakarta Selatan

14 FEBRUARI 2010
17:00 WIB

SPECIAL TALENT :
- THE UPSTAIRS
- CUTS
- JOHN PAUL IVAN Feat. The Freaks
- ADRIE SUBONO
- BULUKS SUPERGLAD

LEMONS PRODUCTION. 2010

NB: Syarat dan ketentuan berlaku
Hotline: 021 803 766 32
 

HIPSTERS



Kabupaten Sragen, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya terletak di Sragen, sekitar 30 km sebelah timur Kota Surakarta. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Grobogan di utara, Kabupaten Ngawi (Jawa Timur) di timur, Kabupaten Karanganyar di selatan, serta Kabupaten Boyolali di barat.

Kabupaten ini sebelumnya bernama Sukowati, nama yang digunakan sejak masa kekuasaan Kerajaan (Kasunanan) Surakarta. Nama Sragen dipakai karena pusat pemerintahan berada di Sragen.

Kawasan Sangiran merupakan tempat ditemukannya fosil manusia purba dan binatang purba, yang sebagian disimpan di Museum Fosil Sangiran.
---------------------------------------------------------------------------------------

Seragen, Letak yang sangat jauh dari kota Jakarta.
Tapi di kota itulah muncul sebuah gagasan dari sekumpulan orang-orang yang mengatasnamakan Pecinta The Upstairs untuk membuat komunitas Himpunan Pecinta The Upstairs (HIPSTER).

Berawal dari sebuah acara Televisi di Indosiar yang menampilkan The Upstairs, yang menggerakan empat anak muda itu, Herman Knoxnville, Yuli Cacing Elektric, Yusakh Ryan Susanto, Ridwan. untuk membuat komunitas Pecinta The Upstairs, setiap kali mereka hang out lagu-lagu The Upstairs selalu mengudara di speker HP mereka, pertama kali mereka mengadakan kumpul-kumpul itu di "taman batas kota", awalnya mereka tidak berniat untuk membesarkan komunitas itu karena disana sangat berat, hanya sekedar kopi darat.
tapi entah ada angin dari mana waktu mereka sedang kumpul sambil berdansa mengikuti alunan lagu The Upstairs yang di Play dari HP di Taman Batas Kota, ternyata banyak dari komunitas-komunitas lain yang tertarik dengan mereka dan ikut bergabung.
awal dari situlah mereka malah berniat bangat untuk nunjukin kepada The Upstairs kalau di Seragen itu ada Modern Darlings (MD), lalu mereka sepakat untuk menamaka Komunitas itu menjadi Himpunan Pecinta The Upstairs (HIPSTER).

Kenapa Hipster?
Bukan Modern Darling?

Kenapa mereka menamakan HIPSTER? karena di sana Pecinta The Upstairs itu Bukan hanya dari para Modern Darlings, tapi dari banyak komunitas. Komunitas Vespa,Reagge, Ska, Outsiders, dan masih banyak lagi. sekarang anggota HIPSTER itu sendri kurang lebih sekitar 50 anggota yang aktif.
lalu disepakatilah untuk meresmikan komunitas ini pada tanggal 14-02-08, tapi sebenarnya mereka sudah ada sejak tahun 2005.

Tour pertama keluar kota mereka untuk melihat langsung The Upstairs pentas itu di jakarta pada tanggal 07-02-2010 di acara Friend To Friend di Bulungan.
walau hanya di wakili 2 orang, tapi sudah membuktikan kecintaan mereka kepada The Upstairs.

dan mereka akan menambah umur komunitas HIPSTER itu menuju ketahun kedua tepat pada tanggal 14-02-2010.

ini hanyalah sedikit cerita tentang HIPSTER yang gue tau,, masih banyak lagi cerita-cerita tentang mereka yang bisa membangkitkan semangat kita para Modern Darling..

HIPSTER still flying there.
 

The Upstairs Rilis Album Mini Gratis Via Netlabel

Jakarta (15/8) – Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-63, band new wave Jakarta THE UPSTAIRS akan “membebaskan” mini album (EP) mereka yang berisi enam lagu untuk di download secara gratis bagi para penggemar di seluruh dunia via netlabel www.yesnowave.com.
Enam lagu tersebut adalah “Ku Nobatkan Jadi Fantasi,” “Dansa Akhir Pekan (2008),” “Alexander Graham Bell,” “Televisi,” “Terekam (Tak Pernah Mati) (Live)” dan “Lompat (Live Accoustic Set).”

EP bertitel Ku Nobatkan Jadi Fantasi ini mulai dapat di download secara eksklusif pada tanggal 17 Agustus 2008 tepat pada pukul 10:00 WIB melalui website netlabel asal Yogyakarta bernama Yes No Wave Music di www.yesnowave.com.

Rencananya album mini ini hanya akan beredar dalam format digital di internet dan tak akan di rilis dalam format CD atau kaset. Bagi para penggemar yang berniat untuk memiliki format fisiknya disediakan pula artwork sampul album dan lirik yang dapat di download via alamat website tersebut di atas.

“Ini adalah bentuk terimakasih kami kepada teman-teman Modern Darlings yang telah mendukung The Upstairs sejak hari pertama hingga saat ini,” ujar Jimi Multhazam, vokalis The Upstairs, “Selain ‘Ku Nobatkan Jadi Fantasi’, album mini ini juga berisi lagu-lagu yang mulai kami mainkan kembali belakangan ini. Jadi seperti kolaborasi antara Suasana Baru dan Nostalgia.”

Rencananya setelah merilis EP Ku Nobatkan Jadi Fantasi ini, The Upstairs akan merilis album penuh berisi 12 lagu baru bertitel Magnet! Magnet! pasca Hari Raya Idul Fitri. Album ketiga ini hanya akan di rilis secara resmi dalam format CD, kaset dan RBT.

Walau di distribusikan secara gratis via internet bukan berarti ke enam lagu The Upstairs tidak mendapatkan perlindungan Hak Cipta. EP Ku Nobatkan Jadi Fantasi oleh Yes No Wave Music menerima lisensi di bawah Creative Commons License jenis “Attributions-Noncommercial-Share Alike.”

Ini artinya para pengguna (pengunduh) dibebaskan untuk mengcopy, menyebarluaskan, menyiarkan bahkan meremix lagu-lagu tersebut dengan syarat bukan untuk mencari keuntungan (non-komersial).

Sebelumnya pada 15 Juli silam The Upstairs telah merilis single terbaru “Ku Nobatkan Jadi Fantasi” untuk di download secara gratis via account MySpace mereka (www.myspace.com/theupstairs1). Hingga kini single tersebut sudah di download lebih dari 25.000 kali via MySpace dan belum termasuk ribuan kali lainnya melalui website lokal penjaja MP3 ilegal.

Yes No Wave Music merupakan label rekaman independen asal Yogyakarta yang beroperasi secara online di internet dan termasuk yang pertama di Indonesia menawarkan service seperti ini. Hingga kini mereka telah merilis 15 album EP dan LP dari band-band indie lokal secara online dan gratis.

“Misi kami adalah mempromosikan hasil karya talenta-talenta muda yang tidak punya banyak kesempatan, mengalami hambatan finansial untuk memproduksi dan mendisitribusikan karya mereka dalam format vinil, CD atau kaset. Tentunya, baik kami juga band/musisi sepakat untuk memproduksi sebuah karya yang didistribusikan secara gratis dalam format MP3 melalui jaringan internet,” tulis Wok The Rock, bos label Yes No Wave Music.

.sumber: http://www.myspace.com/theupstairs1/blog/424176677
 

Keyboardist Elta Emanuella Quits From The Upstairs

JAKARTA - Setelah bergabung lebih dari tiga setengah tahun dan satu album penuh, Elta Emanuella, kibordis The Upstairs, menyatakan pengunduran dirinya dari band. Elta mundur untuk menyelesaikan tugas akhir kuliah dan rencananya tahun depan ia akan terbang ke Perth, Australia guna melanjutkan post-grade studi desain grafis di sana.

Saat ini Elta tengah berkonsentrasi menyelesaikan tugas akhir kuliahnya di Fakultas Seni Rupa jurusan Desain Grafis, Institut Kesenian Jakarta. Selain itu ia menjelaskan tidak akan melanjutkan karirnya di dunia musik dan akan serius menekuni karir sesuai disiplin ilmu yang ditekuninya kini.

"Kami menghormati keputusannya dan berterimakasih atas segala kontribusinya di band selama ini. Selama kurun waktu tiga setengah tahun semua kontribusinya terhadap The Upstairs sangat besar dan akan selalu dikenang selamanya. Sepanjang kehadiran Elta di band ini kami banyak melalui masa-masa indah bersama. Entah di studio rekaman, di atas panggung, di perjalanan tur, ketika berkumpul dengan Modern Darlings (penggemar The Upstairs), menerima penghargaan-penghargaan atau sesederhana bercandaan band ketika latihan. Semuanya akan terkenang dalam permainan khasnya di lagu ’Terekam (Tak Pernah Mati)’, ’Satelit,’ bahkan lagu yang sempat di gubahnya untuk kami, ’Digital Video Festival.’ Dia merupakan bagian dari keluarga besar The Upstairs. Kami berdoa semoga Elta selalu sukses dengan studi dan karirnya di masa depan,” ujar Jimi Multhazam, vokalis dan salah satu pendiri The Upstairs.

Elta Emanuella pertama kali bergabung dengan line-up The Upstairs pada bulan Maret 2004, selang sebulan setelah wafat mendadaknya additional keyboardist Petroff. Saat itu hanya seminggu sebelum The Upstairs melakukan tur kampus bersama The Brandals dan The Miskins guna mempromosikan album debut mereka Matraman (Sirkus Records).

The Upstairs selanjutnya untuk sementara waktu akan menjadi five-piece-band dan posisi kibordis nantinya bakal diisi oleh dua orang additional player, seorang untuk sesi rekaman dan seorang lagi untuk kebutuhan live performance.

Setelah kesuksesan album indie Matraman, The Upstairs di bulan September 2005 dikontrak satu album oleh major label internasional Warner Music Indonesia dan merilis Energy secara nasional pada Maret 2006. Album yang melejitkan ”Terekam (Tak Pernah Mati)” dan ”Disko Darurat” sebagai hits ini menandai sukses gemilang sebuah band indie yang awalnya divonis ”aneh” oleh publik hingga menjadi band cult yang diakui reputasinya di tingkat nasional.

Sepanjang 2006 dan 2007 merupakan hujan prestasi bagi band ini. Ajang bergengsi AMI AWARDS 2006 menganugerahi The Upstairs sebagai ”Grup Alternatif Terbaik” sementara Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia memberikan penghargaan sebagai ”Band Pelopor Kreativitas Pemuda.” Majalah GADIS memberikan trofi ”Raja Pensi 2006” sementara Majalah HAI menjuluki mereka sebagai ”Penguasa Baru Jakarta.” Penghargaan terakhir yang diterima tahun ini berasal dari Editors’ Choice Awards 2007 Majalah Rolling Stone Indonesia sebagai “The New Color”.

Line-up The Upstairs sekarang adalah Jimi Multhazam (vokal), Kubil Idris (gitar), Beni Adhiantoro (drums, backing vocal), Alfi Chaniago (bass, synth bass) dan Dian Maryana (Vokal, backing vocal).
Band new wave Jakarta ini belakangan tengah sibuk melakukan workshop tingkat akhir dan proses demoing bagi materi album terbaru mereka yang rencananya bakal rilis tahun depan.
SEMOGA SUKSES ELTA

.sumber: http://wenzrawk.multiply.com
 

Kenapa The Upstairs?

Nama The Upstairs diambil dari mana? (dijawab Jimi)
Awalnya Jimi dan kubil kerap nongkorng dan mencari-cari inspirasi di kamar Kubil yang kebetulan berada di lantai dua rumahnya di kawasan Tebet. Awalnya gue sempat menamakan grup ini Electric G-Spot, tapi kok enggak seru namanya dan kurang mudah diingat. Nama upstaurs di rumah kubil biasa ngumpul sama jimi. Kebetulan kamarnya di atas di daerah tebet. Dan nama itu tercipta pas dengan hari ABRI (5 Oktober) tahun 2001. tanggal itu kita tetapkan sebab bertepatan dengan pertama kalinya kami berlatih di lama ruang studio resmi.
Lalu bagaimana perjalanannya?
Jimi dan Kubil memang sebagai pendiri band ini. saat ini kita sudah delapan kali berubah formasi, dan sempat beberapa kali lebih dari lima orang. Dulu malah personel kita campuran dari beberapa kampus, ada yang UI, Perbanas dan IKJ. Tapi sekarang Cuma anak IKJ saja, biar lebih gampang ngumpulinnya.
Bila diibaratkan sebuah kendaraan, The Upstairs itu mirip kendaraan apa?
Jimi: Chrysler PT. Cruiser berwarna kuning. Sebab mobil ini memiliki gaya klasik tapi mesinnya modern. Yang jelas warna kuning itu keren dan cerah.
Kubil: The Upstairs itu ibaratnya Vespa. Ya, Vespa aja.
Beni: Kayak Vespa kali ya? Asyik buat gaya-gayaan
Alfi: Ibarat motor yang masih dalam baru intreyen, masih banyak yang yang perlu dilakukan. Dan perjalanan masih panjang.
Dian: Ibarat VW Kombi Dakota. Muat banyak, sebab kru The Upstairs banyak banget. Ha..ha..ha..
Mobil idaman kalian?
Jimi: Morris Mini Cooper, tapi kalau weekend tetap pakai PT. Cruiser
Kubil: Mercy Barong
Beni: Morris Mini Cooper
Alfi: VW Kombi
Dian: Morris Mini Cooper, Holden Statesman
(pertanyaannya dilakukan di tempat terpisah, tapi kebanyakan suka Mobil Mr.Bean ya?)
Oke, band Anda dikatakan mengusung aliran New Wave, apa definisi New Wave itu sendiri?
New Wave itu artinya gelombang baru.. ha..ha.. Ada sebuah masa yang timbul setelah era punk. Post punk. Inggris.New Wave sendiri sebenarnya musik punk yang diisi instrumen keyboard. kalo di tahun 78-79 itu ada gara-gara musik2 elektronic…anak2 punk rock terinspirasi kesana,,, gue ambil new wave karena selalu new..namun gue banyak balada.., fashion di mix..gue tertarik film The Outsiders. Tapi aliran kami sebenarnya bebas-bebas saja orang mau bilang apa. Yang jelas kami terus bereksperimen
Siapa sebenarnya yang paling gila otomotif di sini?
Beniiiiii……. Semua menunjuk Drumer ini. Dia yang paling gila..buktinya Vespanya paling banyak dimodifikasi. Tapi sebenarnya yang pertama menularkan kedoyanan Vespa ya Jimi. Semua bisa mengendarai motor. Tapi kalau ditanya siapa yang bisa neytir mobil. Ya cuma Beni yang bisa..ha..ha.. sebenarnya baru juga dapet vespa tahun 2006 baru main langsung gila.
Lagu apa yang cukup kuat membakar semangat penonton?
Hmmm..kayaknya Matraman masih sanggup mengangkat minat penonton buat bersorak. Lagu ini sepertinya bakal awet sepanjang masa. Tapi sebenarnya Matraman kita sisipkan untuk cooling down. Yang lebih ampuh memanaskan suasana sebetulnya Amatir. Matraman…istilahnya bisa dibilang sepanjang masa…masih rame aja. Musik lirik jimi..
Dimana manggung yang paling Happening?
Paling happening ya waktu launching album Matraman di BB’s café Menteng tahun 2004. Terus pernah juga manggung di sebuah café di Jogja. Kita main di depan anak-anak ISI semuanya pada naik ke panggung, sampai kita bingung mainnya. paling happening lauhchging matraman..2004. gue baru pertmakali liat gue ama jimi main di atas sound.
Lalu apa motor idaman kalian?
Jimi: Vespa LX
Kubil: Vespa tahun 50-an
Benni: Lambretta Li dan SX
Alfi: Vespa tua deh.
Dian: Vespa juga
Kok vespa semua ya? Enggak ada yang suka Harley-Davidson gitu?
Kalau H-D gayanya terlalu keras dan lebih ke metal.. he..ha..
Hubungan kalian sebenarnya apa?
Sesama anak IKJ, tapi beda-beda jurusan. Alfi dan Dian anak Televisi, Beni dan Kubil dari Film, Jimi jurusan seni rupa.
Band-band apa saja yang menjadi inspirator kalian dalam bermusik?
Ada beberapa nama yang mempengaruhi gaya bermusik kita, seperti A Flock Of Seagulls Joy Division DEVO Iggy Pop Lou Reed The Police David Bowie. Tapi sebenarnya kami juga memiliki selera masing-masing, ada yang suka Rolling Stone, ada ada yang suka The Who dan The Clash
Range usia Fans The Upstairs?
SD sampe anak kulaih semester awal. Kalo yang udah semester pertengahan biasanya sudah enggak suka gaya-gaya kita. Mereka sudah sok serius..hehe. Gue pernah ketemu anak SD… yang menghampiri gw anaknyua cerdas. Dan dia mengomentari musik upstairs..dia suka musiknya lucu anak kelas dua..nama bandnya apa sih? Pure banget… yang paling tua… ada yang tua dia meneceritakan hal-hal punk malah email umur 37 tahun masalah punk gue suka band2 ini. ada yang 42 dua..dia gondrong anak metal..dia suka gitarnya kubil.. obro;lan nyambung..the police standar kata dia..ternyata selera dia lebih ngaco lagi.
Berapa album sampai saat ini?
Awalnya kita pernah buat mini album(EP) bertajuk Antah Berantah, tapi hanya 6 lagu. Kemudian full album pertama adalah Matraman, lalu Energy dan sekarang kita sedang menggarap album ke-tiga.
Prestasi tertinggi yang diraih The Upstairs? (dijawab Jimi)
Award AMI the best alternatif, padahal seumur hidup gue enggak pernah dpaet piala, juara kelas pun enggak pernah.
Apa yang menyatukan kalian?
Basicnya kita suka punk rock semua. Dari scene underground dari jaman sma. yang naytuin uprstairs karena selera musik yang nyatukan punk rock

.sumber: http://www.modern-darling.blogspot.com/
 

Terbentuk Lah The Upstairs

The Upstairs dibentuk pada bulan Oktober 2001 di Jakarta oleh Jimi Multhazam (vokalis) dan Kubil Idris (gitar) dengan pengaruh musikal dari band-band new wave seperti A Flock Of Seagulls, Devo, Depeche Mode, hingga Joy Division. Menyusul bergabung beberapa bulan kemudian, seorang drummer band metal bernama Beni Adhiantoro dan belakangan bassist Alfi Chaniago. Kebetulan kesemuanya adalah mahasiswa Institut Kesenian Jakarta. Awal 2002 The Upstairs merilis ep bertitel Antahberantah secara do-it-yourself dalam format kaset dan CD yang ludes 300 keping dalam waktu singkat. Ini dilanjutkan dengan serangkaian live performances mereka di Jakarta, Bandung dan Jogjakarta.

Selain karena ciri musikal mereka yang danceable, lirik-lirik lagu yang implisit dan jenial, The Upstairs juga terkenal karena kharisma frontman mereka, Jimi Multhazam yang eksentrik dan pandai bersilat kata jika sedang manggung. Uniknya, style musik yang diusung The Upstairs ini telah jauh lebih dulu muncul sebelum ledakan global new wave revivalist yang dipopulerkan band-band seperti Franz Ferdinand, The Killers, The Bravery, Kaiser Chiefs, Bloc Party dan sebagainya. Pendeknya, The Upstairs memang bukan band yang mengekor trend musik global, mereka justru ikut membidaninya. Sebuah hal yang cukup langka di tanah air ini.

Setelah melalui serangkaian reformasi dalam line-up, kini formasi tersolid The Upstairs adalah Jimi Multhazam (vocals), Kubil Idris (guitar), Beni Adhiantoro (drums), Alfi Chaniago (bass & keyboards), Elta Emmanuella (keyboards & synths) dan Dian Maryana (backing vocal).

The Upstairs merilis debut CD mereka yang bertitel Matraman di bawah independen label Sirkus Rekord pada tanggal 14 Februari 2004. Tepat di malam Valentine tersebut mereka menggelar pula record release party di BBs Bar, Menteng, Jakarta. Acara pesta rilis album itu kemudian tercatat sebagai gig paling ramai yang pernah diselenggarakan di bar sempit namun legendaris tersebut. 100 keping CD Matraman pun ludes dalam hitungan dua jam saja di acara tersebut.

Sebulan kemudian The Upstairs merilis video musik singel pertama mereka Apakah Aku Berada Di Mars atau Mereka Mengundang Orang Mars yang disutradarai The Jadugar (Sutradara Terbaik MTV Indonesia Awards 2003) di MTV Indonesia. Singel ini juga menerima heavy rotation airplay dan sempat menduduki posisi teratas di berbagai charts stasiun radio di pulau Jawa selama beberapa minggu. Begitu pula halnya dengan singel kedua Matraman yang rilis dua bulan kemudian.

Dua singel tersebut menjadi indie hits dan mengakibatkan album Matraman diburu banyak orang. Sayangnya, keterbatasan distribusi indie label membuat album ini sulit didapatkan di pasaran. Untuk menanggulangi permintaan yang meninggi, bulan Agustus 2004 album Matraman dirilis dalam format kaset dengan distribusi nasional via label RNB. Album debut yang menuai banyak pujian dari kritikus lokal ini kemudian oleh majalah MTV Trax ditetapkan sebagai salah satu The Best Indie Album 2004. Majalah HAI di akhir tahun 2004 bahkan memilih The Upstairs sebagai The Best Indie Band 2004.

Seiring dengan demam Matraman di Jakarta, The Upstairs pun makin sering tampil di berbagai pentas seni (pensi) yang digelar SMA-SMA di Jabotabek bersama artis-artis papan atas Indonesia. Nyatanya, semua panggung Pensi SMA bergengsi di Jakarta telah dijelajahi oleh band ini. Akibatnya, Februari 2005 Majalah HAI kemudian memilih The Upstairs sebagai salah satu Band Raja Pensi 2005. Sebuah konser tunggal The Upstairs yang digelar 9 Januari 2005 di De Basic Bar, Jakarta juga menuai sukses besar. 500 tiketnya sold-out hanya dalam waktu 2 jam saja. Fan base The Upstairs pun kian berkembang dan bertambah banyak setiap harinya.

Maret 2005 The Upstairs diminta oleh FFWD Records untuk berpartisipasi di album soundtrack film Catatan Akhir Sekolah bersama Mocca, Seringai, Pure Saturday dan sebagainya. Di album ini The Upstairs menyumbangkan singel terbaru mereka yang berjudul Gadis Gangster. Teramat padatnya jadwal tur konser ke Surabaya, Malang, Jogjakarta, Semarang dan kota-kota lainnya di Jawa mengakibatkan proses penggarapan album baru The Upstairs tersendat-sendat.

Hampir sebagian besar waktu The Upstairs di tahun 2005 dihabiskan di atas panggung. Bermaksud melangkah ke level selanjutnya, The Upstairs menyebarkan demo empat lagu baru mereka ke berbagai label rekaman terkemuka Indonesia untuk membuka kemungkinan bekerjasama. Gayung bersambut, seorang sohib lama yang kemudian bekerja sebagai A&R Warner Music Indonesia, Agus Sasongko, menawarkan kontrak eksklusif bagi The Upstairs.

Akhirnya, pada 19 September 2005 The Upstairs resmi teken kontrak satu album dengan major label Warner Music Indonesia. Proses rekaman album terbaru telah dilakukan sejak Desember 2005 hingga Februari 2006 di Studio Aluna, Kemang yang dimiliki komposer tenar Erwin Gutawa. Proses mixing sendiri dilakukan di Studio A System dengan sound engineer maestro musik elektronik, Andy Ayunir dan mastering oleh Hok Laij di Musica Studio. Album ini rilis Maret 2006.

Keyboardist Elta Emanuella pada tanggal 7 Oktober 2007 secara resmi mengundurkan diri dari band karena ingin melanjutkan studinya di luar negeri. The Upstairs sendiri saat ini tengah sibuk menyelesaikan demoing bagi album penuh ketiga mereka yang bakal rilis tahun 2008.


.sumber: http://www.modern-darling.blogspot.com/