Review L.A. Lights Terusik Traxkustik All Star 2010

Oleh : ambul



Satu dekade sudah radio Trax FM mengudara di Industri Penyiaran Radio, Trax FM berdiri sejak tahun 2000 dengan nama MTV on Sky dan akhirnya sekarang berganti menjadi Trax FM, kata salah seorang pembawa acara, Indra Bekti di L.A. Lights Terusik Traxkustik All Star 2010 @Epicentrum Walk, Kuningan , Jakarta, (28/12/10) yang bertepatan dengan hari ulang tahun penyiar dan presenter kondang itu . Konser akhir tahun ini menjadi event yang sangat berkesan untuk sebuah konser penutup akhir tahun, karena di bintangi oleh Band-band papan atas yang sudah tidak asing lagi di dunia permusikan tanah air . Seperti Naif, /Rif, Alexa, The Upstairs, Superglad, J-Rocks, Soul id, Soulvibe, Efek Rumah Kaca, Endah & Rhesa, The Banery dan Angsa dan serigala.

Mendapat kesempatan menjadi opening act, Angsa dan serigala tidak menyia-nyiakan itu,dengan intro yang membuat penonton tadinya duduk-duduk di depan panggung, seketika langsung berdiri untuk merapat. Angsa dan serigala, mungkin nama grup band ini asing di antara telinga para penonton, Band yang ber-anggotakan lima pria dan dua wanita dengan Genre indie rock, baroque pop, folk yang berasal dari bandung ini sebenarnya sudah terbentuk sejak Maret 2008.

Usai sang Angsa dan serigalanya, Kini saatnya dasi kupu-kupu beraksi. The Barnery, band yang identik dengan dasi kupu-kupunya itu, menjadi ciri khas band tersebut, suasana menjadi lebih mencari setelah band ini menunjukan aksinya dengan lagu yang berjudul cemburuiseme.

Nuansa menjadi jazzy, Jazz adalah jenis musik yang tumbuh dari penggabungan blues, ragtime, dan musik Eropa. Beberapa subgenre jazz adalah Dixieland, swing, bebop, hard bop, cool jazz, free jazz, jazz fusion, smooth jazz, dan CafJazz.
Musik Jazz yang dulunya hanya di dengar kalangan orang dewasa dan hanya yang ber-kantong tebal, kini kesan itu telah di hilangkan dengan munculnya band-band yang menggabungkan Jazz dengan Pop, rock and roll dan jenis musik lainnya, sekarang musik Jazz sudah sangat di terima di telinga orang awam sekalipun. Soulvibe, dengan dua orang vokal yang berwajah tampan itu langsung mencuri perhatian penonton-penonton wanita. Antartika menjadi lagu andalan untuk memikat semua penonton yang ada di venue, dan ternyata benar.

Ini dia sepasang musisi “gila” Endah & Rhesa, sebelumnya saya minta maaf telah menyebut pasangan ini “gila”, tapi arti sebenarnya dari kata-kata saya itu adalah, aksi dan lagu-lagu yang mereka tampilkan benar-benar membuat semua penonton seperti ter-hipnotis, semua penonton berdiri tidak ada yang duduk sama sekali, semua mata ter-tuju ke arah panggung, mereka membuat semua penonton ber Sing Along di venue. Aksi mereka tidak hanya mengajak penonton untuk menyanyi bersama, tapi keserasian sangat di tunjukan ketika mereka memainkan satu gitar untuk berdua, sontak membuat penonton histeria, Endah & Rhesa telah membuktikan bahwa musik mereka adalah musik yang benar-benar ber-kualitas tinggi untuk sepasang “musisi”, When you love someone.

Sore itu cuaca di luar Epicentrum Walk sedang turun hujan angin yang sangat deras, sampai batas pagar penghalang yang terpampang kokoh harus dikalahkan oleh angin yang bertiup sangat kencang, tapi tanpa saya sadari ternyata penonton yang hadir malah semakin padat, dan pertunjukan tetap berjalan tanpa sedikit pun gangguan. Alexa menjadi band penenag di antara cuaca yang buruk itu.

Cewek matre-cewek matre, intro lagu dari Pesta Rap di nyanyikan oleh salah seorang pembawa acara. Ya benar, sekarang waktunya kita ke Hip Hop. Soul id, siapa yang engga kenal sama grup Hip Hop ini. Mereka baru mengeluarkan album barunya. Namun, diakui oleh para personelnya yang terdiri dari Drusteelo, Tabib Qiu dan Jaydee, album keempat mereka itu adalah sebagai album terakhir. Tapi bukan berarti mereka bubar, secara personal mereka masih berkarya. Siapa yang bilang Soul ID udah gak Hip Hop? Lagu ini yang juga merupakan single ke 6 Soul ID dari album LikeLoveLife (10-10-10) adalah jawaban dan bukti kesetiaan mereka dijalur HipHop/R&B. Soul ID sudah membuktikan bahwa wahana musik mereka sangat luas, namun tetap berakar pada Hip Hop. Penonton ber sing along ketika mereka membawakan lagi yang berjudul telfon aku.

Tanpa bercakap banyak, tidak seperti yang biasanya di lakukan oleh seorang Jimi Multhazam, ketika sosoknya muncul berada di atas panggung. Bukan The Upstairs kalau setiap pertunjuka menampilkan sesuatu yang itu-itu saja. The Upstairs memang selalu merubah-rubah arasement lagu-lagu mereka di setiap perform, Dengan kecerdasan sang keyboardis Krishna Sukarya yang merubah arasement intro di lagu pertama, yang menjadikan lagu tersebut menjadi sesuatu lagu yang baru. Jimi mulai mengeluarkan celotehannya, berbicara pada wanita yang ada di bawahnya “dari sini bisa terlihat” luar biasa ya, haha membuat penonton tertawa.
Tidak luput sang gitaris yang sudah biasa menjadi sasaran, kena ocehan sang vokalis tersebut “kalu nonton The Upstairs bawa cewe biar kubil semangat” membuat sang gitaris tersenyum tawa. Jimi juga menyuruh penonton untuk mendownload lagu-lagu baru mereka yang bisa di download secara gratis melalui http://theupstairs3.tumblr.com/. Tuntas dengan lagu-lagu nya The Upstairs menutup dengan single terbarunya Menaralara.

Efek Rumah Kaca adalah yang ter faforit di antara yang sudah tampil sebelum-sebelumnya, Efek Rumah Kaca tampil tidak lengkap dengan personil utamanya, ardian bassis mereka di gantikan, tidak ada penjelasan dari mereka. Cholil menyebut nama Ade Paloh Vokal dan juga gitaris dari Sore untuk naik ke atas panggung dan segera Ade mengambil gitarnya dan bernyanyi bersama ERK, Desember lagu faforit semua penonton.

Love and lust, tulisan yang ada di balik baju Buluk (Lukman laksmana) sang vokal dari Superglad itu adalah karya Jimi Multhazam. “Semakin cinta semakin nafsu”, rocker-rocker itu pun membuat Epicentrum menjadi lebih Rock N Roll, dengan aksi-aksi gilanya. “ayo angkat jari tengah kita buat malaysia, kita foto ini”, itu adalah bagian dari kekecewaan seorang buluk, yang mungkin juga mewakili semua penonton yang hadir, bagai mana tidak? dengan aksi-aksi suporter malaysia yang telah berulah tidak sportif terhadap tim kebanggan kita Indonesia waktu leg pertama melawan malaysia di bukit jalil, buluk juga mencemooh Raja Gopal, “kita ganyang malaysia”. Vokalis Superglad itu tentu tidak hanya mencemoh terus tim negara tetangga tersebut, tapi dia juga mengajak penonton yang hadir kalau kita harus dukung terus Garuda, walau apaun yang terjadi. Pesan-pesan sindiran pedas juga disampaikan oleh buluk tentang musik di tanah air, tidak hanya itu, aksi yang lebih menarik ketika buluk menyuruh salah seorang penonton untuk naik ke atas panggung dan menyuruh nya untuk me-foto dirinya dengan gaya mulut di manyunkan dan jari telunjuk di ujung bibir, itu adalah sindiran dari lagu mereka yang berjudul D’alay, dan benar, penonton tertawa dibuatnya.

Masih beruansa Rock, tapi yang ini lebih ke jepang-jepangan. J-Rocks, band yang beraliran Japanese rock memang tidak terlalu menarik perhatian penonton, tapi penampilan mereka malam tadi sudah cukup bgaus.

Seperti di puncak acara, walau sebenarnya masih ada satu band lagi di penutup acara. Crwe masih sibuk mempersiapkan alat music tapi pnonton malah mengabaikan bahkan seperti tidak peduli apa yang di ucapkan pembawa acara yang berada di sebelah kanan panggung, yah penonton sudah tidak sabar menunggu Naif naik panggung. Naif, david dengan gaya rambut ala jambul dan berkacamata, bahkan belum satu katapun terucap dari mulutnya penonton sudah sorak sorai menyambut nya, Naif tampil begitu memukau yang sejak awal membawakan lagu dengan play list yang mellow, “kita mainin lagu yang santai aja ya” ucap sang vokalis. Naif sudah menyanyikan lagu terakhirnya, tapi ulah para penonton yang tidak rela di tinggal turun panggung meminta Naif untuk menyanyikan satu lagu lagi, dan akhirnya permintaan penonton di penuhi. Naif tuntas dengan lagu-lagunya, venue sedikit lebih longgar karena beberapa penonton sudah meninggalkan tempat acara, dan /Rif menjadi penutup acara di L.A. Lights Terusik Traxkustik All Star 2010.

Ini adalah sebuah acara penutup akhir tahun yang sangat berkesan. :)
 

The Buggles

Gara-gara semalem denger lagu The Buggles di radio, jadi pengen posting deh. Sedikit info..

Buggles adalah kelompok musik New Wave dari Inggris, dibentuk pada 1977 oleh Trevor Horn, Geoff Downes dan Bruce Woolley. Horn dan Downes pertama bertemu pada pertengahan 1970-an ketika sama-sama mengiringi penyanyi Tina Charles. Mereka kemudian menerbitkan single "Video Killed the Radio Star" yang menjadi hit pada 1979, mencapai #1 di Inggris. Setelah itu mereka menulis beberapa lagu lagi dan menerbitkan album perdana The Age of Plastic (1980). Video klip lagu ini menjadi yang pertama yang ditayangkan MTV pada 1 Agustus 1981.

Pada saat mengerjakan album kedua, mereka berlatih di sebuah studio yang kebetulan juga sedang digunakan kelompok Yes, yang baru saja kehilangan penyanyi Jon Anderson dan pemain keyboard Rick Wakeman. Buggles menawarkan satu lagu kepada Yes, "We Can Fly from Here", namun malah ditawari untuk menjadi anggota penuh Yes. Akhirnya mereka bergabung dan merekam album Drama.

Setelah tur untuk mendukung album tersebut, Yes pecah lagi dan Buggles mengerjakan album kedua mereka Adventures in Modern Recording. Setelah ini, Horn membubarkan Buggles dan menjadi produser rekaman untuk ABC, Frankie Goes to Hollywood, Art of Noise, Yes, Simple Minds, t.A.T.u., Charlotte Church, Captain, Seal, dan Pet Shop Boys. Sementara itu Downes bergabung dengan Steve Howe untuk membentuk Asia.

Apa hubungannya sama The Upstairs??
Genre Buggles sama dengan The Upstairs yaitu New Wave, coba aja dengerin lagu2nya Buggles mirip2 dikit lah, cume eranya aja yang beda..




Buggles :
Asal : UK
Genre : New Wave
Tahun aktif : 1977-1981
Perusahaan rekaman : Island Records

 

TERUSIK TRAXKUSTIK ALLSTAR 2010



Setelah sukses dengan Mini Konsernya, The Upstairs belum berhenti untuk menghentakan music di lantai dansa, kini The Upstairs akan tampil di TERUSIK TRAXKUSTIK ALLSTAR 2010.
Trax Fm jakarta mempersembahkan TERUSIK TRAXKUSTIK ALLSTAR 2010. Selasa 28 December 2010, mulai jam 13.00 pm. Di The Oval Epicentrum Walk, Kuningan, Jakarta.

Acara ini juga akan di meriahkan oleh Band-band papan atas, seperti /rif - Naif - Alexa - The Upstairs - Superglad - J-Rocks - Soulvibe - Soul ID - Endah N Rhesa - Efek Rumah Kaca - The Banery - Angsa&Serigala.
Dengan Presale TICKET Rp. 25.000 yang bisa di beli di Trax FM, Gd. Sarinah lt. 8 atau booking dulu, lewat www.traxonsky.com. On the spot: Rp. 35 000.

Jangan sampai melewatkan acara ini, rugi bangat!!
Dan esok kita berdansa :)
 

Mini Konser The Upstairs

Oleh : ambul




Sumber foto : http://house-of-revelation.blogspot.com


Gelaran Mini Konser The Upstairs dan sekaligus merayakan hari jadi ke 9 yang di persembahkan H.O.RE dan Jangan Marah Records di Eastern Promise, Kemang, Jakarta (12/12) malam tadi yang juga bertepatan genap 1 tahun pernikahan Jimi Multhazam dengan Chimotto Dezreena. Di buka dengan penampilan Backalley band yang mengusung Genre Pop - Rock - Electro, dengan tone electro yang keras dan sound yang memang sudah di set sedemikian rupa, mulai menarik perhatian beberapa pengunjung di venue yang perlahan sedikit menjadi rapat. Usai perform Backlley sebuah Band yang menamakan Dikeroyok Wanita dengan gaya wearpack atasan hitam celana merah, yah.. seperti pakaian anak Sekolah Dasar, menjadi ciri khas Band tersebut. Band yang beraliran Post-Post Modernman, dengan Vokalis Inyo Cashman yang juga menjadi Host di acara Mini Konser The upstairs ini ternyata dulunya dia adalah Fans dari The upstairs, Inyo juga mengungkapkan kegembiraannya bisa mangung bersama The upstairs.

Selain untuk mengenang perjalanan Karir di belantika Musik berlebel Indie selama 9 tahun. Konser ini juga menjadi pemantapan Band dengan format baru. Jimi (Voca), Kubil(Guitar), Beni (Drum), Khrisna (Keyboard), dan Pandu (Bas dan Synthesizer)
"sekarang The Upstairs udah nggak ada ceweknya ya. Semuanya laki-laki! Lebih kelaki-lakian, lebih jantan!" ujar Jimi sang Vocalis.

Pemutaran video karya Andre Idris (Kubil) Gitaris dan menjadi daya tarik tersendiri buat pengunjung dan juga fans The Upstairs (Modern Darlings). Melalui pemutaran video itu, kita jadi lebih tau, jatuh bangun The Upstairs dari di tinggal member-membernya seperti Alfi, Acid, Muthi, Rebeca, Elta, Hans, dan lainnya. Juga Almarhum Petrof yang wafat akibat serangan jantung dan sempat membuat The upstairs kalang kabut. Tanggal 6 April 2004, The Upstairs diundang oleh stasiun radio MTV Sky Jakarta untuk melakukan wawancara sekaligus live broadcasting di program acara MTV Cutting Edge, Acara itu merupakan penampilan Petroff untuk terakhir kalinya di dunia. Tepat seminggu kemudian ia meninggal dunia secara mendadak karena serangan jantung.

Acara ini juga seperti menjadi sebuah acara reunian yang di hadiri mantan-mantan member The Upstairs terdahulu. Tuntas dengan Hits-hits seperti Antah Berantah, Matraman, Amatir, Televisi, Disko Darurat, Modern Bob, Kunobatkan Jadi Fantasi , Digital Video Vestival dan beberapa lagu lainnya berhasih membuat para pasukan pedansa resah (Modern Darlings) histeria, dengan venue yang tidak begitu luas membuat Eastern Promise menjadi sesak-sumpek karna padatnya pengunjung yang datang. The Upstairs sukses mengelar mini konser ini dan menutup acara dengan lagu terakhir single Menaralara.

Kini The Upstairs telah matang dengan formasi barunya, dengan sebuah single baru berjudul Menaralara yang menjadi awal warna music baru The Upstairs yang sekarang.

Anniversary The Upstairs, chayo... Semoga sukses dan semakin solid dengan yang sekarang ini, Dan esok kita pasti berdansa :)
 

9 Thn The Upstairs MiniKonser




H.O.R.E dan Jangan Marah Records mempersembahkan: 9 thn The Upstairs MiniKonser. Eastern Promise. Jl. Kemang Raya No. 5, Jakarta Selatan. 12 Desember 2010. Jam 18:00-Selesai. Opening Act: Di Keroyok Wanita & BackAlley. FDC: Rp 20 000. Bring extra money for Merchandise.
 

The Upstairs untuk Greenpeace



Jumat malam 26-11-2010 the upstairs tampil di acara ulang tahun Greenpeace yang ke 10 di Taman menteng jakarta Pusat, acara yang berlangsung 72 jam non stop untuk penyelamatan lingkungan. Kerjasama antara Greenpeace dan Green Radio ini meyuarakan pesan-pesan penyelamatan lingkungan dan mengajak masyarakat luas untuk berpartisipasi.
“Greenpeace independen, Greenpeace tidak menerima dana dari perusahaan dan pemerintah mana pun. Tulang punggung kampanye Greenpeace adalah dukungan dana dari supporter Individu. Karena itu semakin meningkatnya dukungan supporter Greenpeace di Indonesia termasuk dukungan dari Bapak Gubernur dan Bapak Menteri Kehutanan sebagai individu bukan nama pemerintah, membuat Greenpeace akan semakin berkomitmen dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan.”
Bapak Fauzi Bowo juga mengucapkan Selamat Ulang tahun kepada Greenpeace Asia Tenggara dan meyatakan pihaknya mempunyai komitmen penyelamatan lingkungan “Tidak ada pemerintah yang ingin lingkungan negaranya dirusak. Mungkin pendekatan kita berbeda, mungkin cara yang dilakukan pemerintah dengan pihak lain berbeda, tetapi komitmennya adalah menyelamatkan dan melestarikan lingkungan.”
“Seandainya gerakan lingkungan seperti Greenpeace dan gerakan-gerakan lingkungan lain dimulai 100 tahun lalu, mungkin lingkungan kita tidak akan seperti ini kondisinya.”
Acara Turn The Tide inijuga di meriah kan beberapa artis dan band-band ibukota seperti Ray D`sky, D`Gank, Mikes and The apartment, The Upstairs, white shoes and the couples company, Bunga, Fadli, Arie, Rindra dari band ‘PADI’, Yuki ‘PAS BAND’, Coffee Reggae , Pidi Baiq and The Panas Dalam, Denada, Riyani Jangkaru, Dik Doank, Syahrani, Pandji Pragiwaksono, Dennis Adsiwara dll.

sumber :
http://www.greenpeace.org/seasia/id/


Update :

Turn The Tide
Green Radio 72 jam
Taman Menteng
Jumat 26 November 2010


Dalam rangka siaran 72 jam 89.2 Green Radio FM di taman Menteng. The Upstairs di undang untuk memeriahkan suasana offair di sana. Sore harinya hujan deras membasahi Jakarta. Kita pun akhirnya naik pentas jam 9 malam. Tapi yang namanya Modern Darlings, tidak ada alasan untuk berdiam diri saja. Suasana yang meriah membuat semangat kita melonjak berlipat ganda.


Berhubung Taman Menteng dekat dengan gedung Sarinah Thamrin, maka gue pun berjalan kaki kesana seusai siaran. Lumayan buat pemanasan. Dan sekaligus ramah lingkungan. kawan gue Novi Kresnamurti sampai ngetweet: Jendral jalan kaki, pasukan naik Kopaja. Hahaha ternyata dia terkagum-kaguem melihat MD Pademangan sampai mencarter Rocket. Eits maksud gue Kopaja :)


Kita gak mempersiapkan set list, semua lagu di tentukan di atas panggung.


Krishna mempersiapkan Rocket menuju Mars......


Langsung hajar!!!


Hantam Ben!


Efeknya seperti ini :)


A Go Go


Pestapora, lupakan sejenak kepenatan


Di Tutup dengan Menaralara, lumayan buat pemanasan sebelum 9thn The Upstairs Mini Concert

Sampai jumpa di Eastern Promise, Kemang, tanggal 12 Desember :)
http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150101058414104&id=50885317781
 

Musisi luar negeri suka musik The Upstairs



Catatan hari kemarin :

Mungkin beritanya udah basi bgt, tp sekedar info aja, Mark Hoppus (vokalis blink 182 & +44) nulis di websitenya klo ada band yg catchy dari indonesia yaitu The Upstairs.
kutipan dari webnya Mark Hoppus
"here’s a band you might want to check out. i don’t know what they’re saying, but the music sure is catchy! they are called THE UPSTAIRS, and they’re from jakarta. check them out here."


http://www.bompa.com/blog/markhoppus/the-upstairs/
 

Jimi Multhazam berkarya untuk Mika


Catatan hari kemarin :

Mika, pop singer yang juga merupakan songs writer ini namanya cukup melejit lewat debut
albumnya Life in Cartoon Motion, yang bercerita tentang kisah hidupnya saat
bertransisi dari kehidupan masa kanak-kanaknya hingga kehidupannya sekarang ini.

Album keduanya, The Boy Who Knew Too Much, rilis pada 21 September 2009 lalu. Dan berbarengan dengan dirilisnya album terbaru Mika tersebut, Universal Music Indonesia dan Jimi "The Upstairs" Multhazam menggarap karya grafis sehubungan album itu. Akan ada tiga gambar karya Jimmi yang nantinya akan digunakan sebagai materi promosi album ini. Ya, seperti yang kita tau, selain terkenal sebagai vokalis, Jimi juga gape urusan gambar menggambar.

Tiga karya Jimmi ini nantinya juga akan diseleksi melalui polling berhadiah. Dan ini bagian
paling serunya! Kita dapat memilih satu dari tiga karya Jimi yang menurut kita paling
merepresentasikan Mika. Hadiahnya, ada Ep dan bukunya Mika, Official t-shirt Mika, DVD live Mika dan tentunya album terbarunya!

http://www.qitix.com/web/index.php?page=features_det&ID=0&nid=69
 

The Upstairs Genap 9 Tahun


Kemarin, 5 Oktober 2010,The Upstairs genap 9 tahun. Berbagai kejadian telah dilewati. Pahit manis di lalui. Ibarat mendaki gunung terjal yang dingin, semakin tinggi semakin nampak karakter asli kami. Dan kini kita berada di antara orang-orang yang mencintai band ini dengan segenap hati. Kami tidak akan berhenti untuk menerima kejutan berikutnya.

Terimakasih untuk para fans, Pencinta musik indonesia, kawan-kawan Pers, Radio, Stasiun Televisi, media Cetak, Modern Crew, Modern management, Modern darlings, dan pastinya untuk kamu my friend

dan esok kita pasti berdansa…..
 

The Upstairs Melepas Mini album baru secara Gratis di Dunia Maya



Menaralara E.P.
17 September 2010

Proyek ini berisikan 3 rekaman The Upstairs terbaru. Mini album ini di lepas di dunia maya untuk memperkenalkan sound terbaru dari The Upstairs. Seperti inilah kira-kira gambaran warna musik kami di album ke 4 yang akan datang. Di produseri langsung oleh Beni Adhiantoro. Drummer The Upstairs. Bekerjasama dengan engineer nyentrik Awish Wiriaatmaja pada recording dan mixing. Dan Video dari single Menaralara di sutradarai langsung oleh Andre Idris, gitaris The Upstairs. Hingga saat ini kami masih merampungkan album ke 4 yang sekiranya akan rampung di pertengahan tahun depan.

Formasi The Upstairs Menaralara adalah Jimi Multhazam (Vokal), Andre Idris (Gitar), Beni Adhiantoro (Drums). Di Bantu oleh dua additional player Krishna Sukarya(Keyboards, Synthesizers), Pandu Fathoni (Bass)

Selain Menaralara, mini album ini juga menyertakan dua lagu cover version dari Goodnight Electric dan Lagu daerah Sumatra Barat. Berikut sekelumit cerita tentang Menaralara E.P.

Menaralara (musik: Andre Idris, Lirik: Jimi Multazam)
Seperti inilah nanti warna album terbaru The Upstairs. Lebih padat dari album sebelumnya. Lagu ini menceritakan tentang sosok-sosok genius di sekitar kita. Sosok genius kesepian yang hanya dapat merasakan hasil kegeniusannya seorang diri. Lagu yang ringan dengan melodi gitar khas Andre Idris.

Rocketship Goes By (Musik,Lirik: Henry Foundation)
Lagu ini di ciptakan oleh Henry Foundation. Hal pertama yang membuat kami mencintai lagu ini adalah penggalan lirik “…but I put my trust on me, not on you, not even this world, to see the the truth o yeah-oh no, you only saw it on TV. Lalu dalam pesta ulang tahun Trax FM Radio Jakarta. Goodnight Electric dan The Upstairs bertukar lagu. Dan lagu inilah yang kami pilih. Lagu ini kita ubah jauh dari aslinya. Sempat di rekam dalam formasi album Magnet-magnet. Namun permainan dua additional player kami Krishna dan Pandu lebih menyempurnakan lagu ini.

Kampuang dan jauh Di Mato (lagu: Aminos)
Awalnya proyek ini di aransemen untuk salah satu program Astro TV dengan host Arie Dagiengz pertengahan 2009 silam. Sebuah program yang menantang musisi untuk membawakan lagu daerah dengan versi berbeda. Tantangan ini kita sambut dengan gembira. Walau pada awalnya kami pun sulit untuk keluar dari bentuk asli lagu ini. Namun akhirnya kita bisa membuktikan kalau pandangan awam bahwa lagu daerah itu kampungan ternyata salah besar. Pada saat mengaransemen kita baru mengetahui adanya penggubah lagu ini, bernama Aminos. Seperti pandangan awam, kami menyangka lagu ini adalah karya tradisional Minang. Kami memutuskan untuk tidak mencantumkan lagu ini di proyek album kami dalam bentuk fisik maupun digital. Sampai kami menemukan ahli waris dari Aminos. Lagu ini kami gratiskan di dunia maya semata-mata untuk melestarikan lagu yang kadung di kenal sebagai lagu daerah. Dan sebagai tribute untuk Aminos.

Download Menaralara E.P.:

http://theupstairs3.tumblr.com
 

The Upstairs Albums: Antahberantah EP (2002)


Mini album The Upstairs, release tahun 2002. Karya perdana. Album full swadaya (D.I.Y). Dari rekam di sebuah studio yang amat sederhana. Tanggamus Jakarta Selatan. Digandakan sendiri dari tape to tape untuk kasetnya oleh Andre Kubil di rumahnya. Dan di burn ke CDR sendiri oleh Jimi Multhazam di Ruangrupa, ketika ownernya sudah tidur.Proses pembuatan artworknya pun swadaya. Di Photo oleh Andre Kubil. Dan sleeve artnya di sablon sendiri oleh Jimi Multhazam. Dan sintingnya di jual hand to hand oleh personilnya sendiri.

Permainan para personilnya pun masih Raw. Namun yang membanggakan, album ini rilis sebelum gelombang New Wave Revival meledak di dunia. Sebelum The Killers dan The Bravery merilis album perdana mereka. Album ini cukup mendahului zaman.

Tanggapannya cukup positif. Review pertama di tulis Arian 13 sewaktu masih menjadi editor di TRAX Magazine. Disusul oleh majalah Ripple Bandung. Yang ditulis David Tarigan dengan nama samaran Arsene Marsene. Klip di buat oleh Henry Foundation ketika masih belajar Final Cut Pro. Dengan budget super ultra minim alias modal dengkul.

The Upstairs Antahberntah Line Up:
Jimi Multhazam: Vokal
Andre"Kubil" Idris: Gitar
Beni Adhiantoro: Drums
Hans Sabarudin: Keyboards
Bin Harlan: Keyboards
Wawan: Bass

Additional backing Vocals:
Rebecca Theodora

Album penuh romantisme untuk personil The Upstairs.
Jika kamu punya cerita menarik tentang album ini silahkan tulis di box comment di bawah :D

Dan Esok Kita Berdansa

follow The Upstairs on twitter:
http://twitter.com/theupstairs3
 

The Upstairs memutuskan tidak memakai suara latar Wanita lagi


Kiri ke Kanan: Andre Kubil Idris (gitar), Pandu Fathoni (additional bass, synth bass, backing vokal), Jimi Multhazam (vokal) Beni Adhiantoro (Drums, backing vokal), Krishna Visco ( Additional Keyboards, Synthesizer)

Setelah keputusan Dian Maryana meninggalkan band Februari silam, kita sempat mencari penyanyi latar pengganti. Namun proses penyesuaian diri dan latihan yang berlarut-larut dengan penyanyi latar baru, cukup menyita energi. Bahkan nyaris membuat kami frustrasi.

Setelah show di SMK 48 Jakarta Timur, kita memutuskan untuk mencoba menghilangkan porsi penyanyi latar wanita. Pilihan di jatuhkan kepada Beni dan Pandu (additional bass) untuk mengisi kekosongan tersebut. Dengan pertimbangan dapat menghasilkan sound The Upstairs yang berbeda dan lebih segar. Latihan dengan formula baru ini pun di gelar. Tepat seperti dugaan kami. Sound yang di hasilkan dengan meniadakan vokal latar wanita cukup mengejutkan. Suasana latihan terakhir pun berubah menjadi lebih ringan dan santai.

Uji coba pertama di lakukan ketika kita bermain di Scoopy Stage Honda PRJ, 12 juni 2010. Dan outputnya sangat memuaskan. Kendala harmonisasi selama ini terpecahkan. Kita pun siap masuk dapur rekaman di awal bulan Juli 2010 dengan konsep terbaru ini.


Episode Baru The Upstairs di mulai

Teks: Jimi Multhazam
Photo: Chimotto Deserina
 

The Upstairs kini resmi tinggal bertiga



Saat ini The Upstairs tinggal bertiga. Tiga otak di balik semua lagu The Upstairs yang pernah di gubah selama ini. Beni Adhiantoro pada Drums. Jimi Multhazam Vokal, Dan Andre"Kubil" Idris pada Gitar. Dengan formasi ini The Upstairs tetap melanjutkan merekam 12 lagu barunya. Yang mana 4 diantaranya telah selesai tahap merekam Drums. Album berikut yang akan di rilis di produseri oleh Beni Adhiantoro. Belum di pastikan berapa lagu yang akan di masukkan kedalam album berikut.

Setelah bimbang beberapa bulan lamanya. Pada bulan Februari 2010, Alfi Chaniago, bassist, akhirnya membulatkan tekad untuk mengundurkan diri dari The Upstairs. Dan sekaligus pensiun dari belantika musik. Alfi kini memperdalam ilmu Agama, dan mengubah namanya menjadi Bani Muhammad Mustar. Pengunduran diri Bani terjadi beberapa hari setelah The Upstairs pentas di Road To Placebo. Rolling Stone Stage.

Satu bulan kemudian. maret, 2010, backing Vokal The Upstairs, Dian Maryana, mengikuti jejak Bani Muhammad Mustar. Dengan alasan ingin serius memfokuskan diri pada bidang Wira Usaha busana wanita dan accesories yang sedang di rintisnya. Dian Maryana mengundurkan diri dari the Upstairs. Selain itu, Dian juga merencanakan menikah dengan Pria pilihannya. Dan memulai bahtera rumah tangga.

Untuk mengisi kekosongan posisi musisi pendukung, The Upstairs merekrut dua additonal player untuk rekaman dan pentas.

Pada posisi Keyboards dan Synthesizer The Upstairs mempercayakan pada Krishna (keyboardist Visco). Krishna bukanlah nama asing buat The upstairs. Krishna sudah menjadi additional Player sepeninggal Eltha Emanuela. Namun di karenakan Visco merilis debut albumnya, Krishna tidak di libatkan dalam album Magnet! Magnet! Belakangan The Upstairs menyesali keputusan tersebut.Karena sound yang di hasilkan Khrisna sebenarnya lebih mewakili karakter The Upstairs di banding Keyboardist lainnya. Kelak kita akan menikmati permainan khas Krishna yang bernuansa meruang angkasa di album The Upstairs berikutnya.

Posisi Bass dan Synth, The Upstairs mempercayakan pada musisi multi talenta muda Pandu Fathoni. Pandu hingga saat ini masih tercatat sebagai Gitaris dan otak dari The Porno, band Post Punk Jakarta. Juga bermain untuk Damascus di posisi Bass. Dan juga menjadi partner Jimi Multhazam dalam membangun sound megah di Morfem. Beni pun mengakui bahwasanya Pandu bermain lebih rapat dan menyatu dengan permainan Drumnya.

Untuk posisi backing Vokal kita memutuskan memakai additional tidak tetap.

The Upstairs menargetkan selesai rekaman bulan Agustus tahun ini. Dan segera merilis album di bawah label yang akan di umumkan akhir tahun ini juga.

Dan Esok Kita Pasti Berdansa

Jakarta 31 Mei 2010

The Upstairs

http://www.facebook.com/theupstairs#!/notes/the-upstairs/the-upstairs-kini-resmi-tinggal-bertiga/432432344103
 

Pentas Seni SMKN 48

Sore itu 16:00, 22-05-2010. Langit mnunjukan kuasanya dengan membuat awan menjadi gelap dan seperti akan menjatuhkan butiran-butiran air yang membuat resah para Modern Darlings yang sudah sangat tidak sabar menunggu The Upstairs menaiki panggung. The Upstairs perform sebagai Guest Stars di acara Pensi SMKN 48 Jakarta Timur, yang juga menampilkan Thirteen, Vegan dan Something El. The Upstairs tampil dengan wajah-wajah baru yaitu Pandu Fatoni dari The Porno dan juga Morfem sebagai Basis dan juga keyboards yang menggantikan Alfi Chaniago dan Namira sebagai backing vocal yang menggantikan Dian Maryana dan mendapat sambutan meriah dari para Modern darlings. Sebagai band penutup The Upstairs membawakan 8 lagu yang seharusnya 11 lagu, tetapi karena waktu yang sudah tidak memunggkinkan dan juga permintaan panitia akhirnya The Upstairs hanya membawakan 8 lagu dan sedikit membuat kecewa para Modern Darlings. Tetapi ke-kecewaan itu lebur bersama keringat-keringat yang telah bercucuran setelah lelah berdansa. Acara ini berjalan dengan sangat lancar tanpa ada sedikit-pun masalah, terlihat para Moderen Darlings begitu tertip dan ini cukup membanggakan, sehingga menarik para penonton yang hanya sekedar melihat dari pinggir dengan beraninya mereka turun ke-lantai dansa. Semua membaur mengikuti alunan musik yang dimainkan The Upstairs wanita, pria semua berdansa walau kita tidak saling kenal. Dan terlihat juga dari wajah Panitia-panitia Pensi SMKN 48 mereka sangat merasa bangga atas acara yang mereka adakan berjalan dengan sukses, dan mereka juga mengucapkan sangat-sangat berterimakasih kepada semua para Modern Darlings yang telah mensukseskan acara mereka.

Kami Modern Darlings dan juga Mewakili The Upstairs mengucapkan sangat-sangat berterimakasih kepada semua Panitia-panitia Pensi SMKN 48 Jakarta timur yang telah memberikan kehormatan kepada kami yang telah menampilkan The Upstairs di acar Pensinya, Sukses buat SMKN 48.
 

Kumpul-kumpul Modern Darlings

Inisiatif dari anak-anaklah maka rencana kumpul-kumpul Modern Darlings yang bertempat di Kota Tua / Musium Fatahila pada hari minggu tanggal 09-Mei-2010 ini berhasil di adakan. Cukup membanggakan karena acara ini mendapat sambutan yang baik dari rekan-rekan MD, yang datang begitu banyak melebihi yang di bayangkan, kira-kira lima puluhan orang lebih. Kumpul-kumpul ini diadakan agar supaya anak-anak MD saling kenal dan bukan hanya kenal di Facebook saja, dan sekalian juga buat rekan-rekan yang ingin membeli tiket Free Sale untuk Acara Pensi SMKN 48 Jakarta tanggal 22-Mei-2010 yang menampilkan The Upstairs dan Thirteen, well acar ini berjalan dengan sempurna tanpa ada sedikitpun masalah. Dan di hadiri juga oleh anak-anak MD dari Cipinang, Pademangan, Sunter, Kemayoran, Jiung, Tebet, Gerogol, Tangerang, Bekasi, Lampung, Pusat dan masih banyak lagi yang tidak disebutkan domisili daerahny mohon maaf. Walau masih terlihat ada di antara rekan-rekan yang memang tidak saling kenal hanya sekedar menyapa saja. Tapi dengan hadirnya Gadis-gadis Gangerster ternya bisa mencairkan suasana yang terlihat beditu ka-ku.

Terimakasih banyak untuk semua rekan-rekan MD dan juga yang hanya sekedar ikut-ikut saja yang telah datang di acara ini, dan mudah-mudahan acara-acara pertemuan seperti ini tidak hanya sampai di sini saja. Next time kita adakan lagi acara-acara kekerabatan seperti ini ok.

Jangan lupa tanggal 22-Mei-2010 kita berdansa seresah-resahnya di SMKN 48 Jakarta Timur.
 

Ada yang baru dari The Upstairs

Dalam waktu dekat ini The Upstairs akan segera merilis sesuatu? apa itu?
sejauh yang gue tau The Upstairs sedang siap-siapin materi baru dan berencana merilis Tahun ini. Setela merilis Album terbaru yaitu Magnet! Magnet! tahun lalu, kali ini Te Upstairs sudah sangat matang untuk merilis materi terbarunya. Tapi bukan Album, EP mungkin. kalau sebelumnya Jimi bertugas sebagai Produser di Album The Upstairs, tapi kali ini jabatan itu aka berestafet dan Beni lah yang akan memproduseri.

Bakal kayak apa musik The Uptairs nantinya? Kita tunggu aja.
 

Hari Musik Nasional — W.R. Supratman



Hari Musik Nasional ditetapkan 9 Maret, diusulkan tahun lalu oleh Persatuan Artis, Pencipta dan Rekaman Musik Indonesia (PAPRI) sebagai penghargaan atas Wage Rudolf Supratman –sang pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya– yang lahir pada hari Selasa Wage, 9 Maret 1903 di Dusun Trembelang, Kelurahan Somongari, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo.

Tidak banyak catatan hidup tentang komponis besar ini, Supratman mendapat pendidikan musik dari kakaknya yang di Makassar. Ketika masih bayi Supratman bersama keluarganya pindah ke Tangsi Messter Cornelis Jatinegara dan bersekolah atas diusahakannya tunjangan orang tuanya yang pernah menjadi KNIL. Surat keterangan lahirnya akhirnya dibuat dan diberi nama Wage Supratman.

Setelah ibunya meninggal Supratman mengikuti kakaknya yang menikah dengan seorang tentara KNIL –Koninklijk Nederlands Indisch Leger– ke Makassar. Di sana ia meneruskan sekolahnya di Normaal School hingga selesai, dan untuk keperluan administratif namanya menjadi Wage Rudolf Supratman. Selama di Makassar Supratman diajari musik dan biola oleh kakaknya hingga benar-benar tertarik dengan musik, selain juga senang dalam bidang sastra. Rasa tidak senangnya terhadap penjajahan Belanda pernah dituangkannya dalam bukunya yang berjudul “Perawan Desa”. Buku yang mengandung nilai-nilai nasionalisme Indonesia dan menyinggung pemerintahan Belanda itu akhirnya disita dan dilarang beredar.

Selepas bekerja di Makassar bidang jurnalistik membawa dirinya dalam gejolak pergerakan Indonesia, karena minatnya ini Supratman memutuskan pindah ke Bandung dan bekerja sebagai pembantu di harian Kaoem Moeda. Setahun kemudian berpindah ke harian Kaum Kita, sebagai pimpinan redaksi. Pekerjaan tersebut tetap dilakukannya sewaktu ia pindah kembali ke Jakarta sebagai wartawan Sin-Po, harian Tionghoa-Melayu. Di Jakarta itulah, ia banyak bergaul dengan tokoh-tokoh pergerakan, hingga ia mulai menulis lagu.

Pada tahun 1924 Supratman menulis lagu Indonesia Raya atas anjuran dari H. Agus Salim yang ditulis di harian Fajar Asia agar komponis Indonesia membuat lagu kebangsaan. Dengan biolanya lagu Indonesia Raya pertama kali dikumandangkan pada penutupan acara Kongres Pemuda II 28 Oktober 1928 di Jakarta. Selain lagu kebangsaan tersebut ia menciptakan lagu lain yang tak asing bagi kita, seperti “Ibu Kita Kartini”, “Di Timur Matahari” dan “Bendera Kita”.

Sayang sejuta sayang, Supratman tak sempat menikmati dentuman proklamasi dan gaungnya lagu Indonesia Raya, ia meninggal dunia di Surabaya pada tanggal 17 Agustus 1938.

Lirik asli lagu Indonesia Raya
Indonesia Raja

Indonesia tanah airku,
Tanah tumpah darahku.
Disanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku.
Indonesia kebangsaanku,
Bangsa dan Tanah Airku.
Marilah kita berseru
“Indonesia bersatu.”
Hiduplah tanahku,
Hiduplah negriku,
Bangsaku, Rakyatku, se’mwanya.
Bangunlah jiwanya,
Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raja.

CHORUS:
Indonesia Raja, Merdeka, Merdeka
Tanahku, negriku jang kutjinta.
Indonesia Raja, Merdeka, Merdeka
Hiduplah Indonesia Raja.
Indonesia Raja, Merdeka, Merdeka
Tanahku, negriku jang kutjinta.
Indonesia Raja, Merdeka, Merdeka
Hiduplah Indonesia Raja.

Indonesia! Tanah yang mulia,
Tanah kita yang kaya.
Disanalah aku berada
Untuk slamalamanya.
Indonesia, Tanah pusaka,
Psaka Kita semuanya.
Marilah kita mendoa,
“Indonesia bahagia!”
Suburlah Tanahnja,
Suburlah jiwanja,
Bansanya, Rakyatnya semuanja.
Sadarlah hatinja,
Sadarlah budinja
Untuk Indonesia Raja.

CHORUS

Indonesia! Tanah yang sutji,
Tanah kita yang sakti.
Disanalah aku berdiri
Ndjaga ibu sedjati.
Indonesia! Tanah berseri,
Tanah yung aku sayangi.
Marilah kita berjanji:
“Indonesia abadi!”
Slamatlah Rakyatnja,
Slamatlah putranja,
Pulaunya, lautnya semuanja.
Majulah Negrinja,
Majulah Pandunja
Untuk Indonesia Raja.

http://yulian.firdaus.or.id/2005/03/09/hari-musik-nasional/
 

Free Pass Road to PLACEBO

Katakan FUCK Valentine's Day, itulah yang terucap dari mulut seorang forment The Upstairs Jimi Multahzam (Vokalis) ketika The Upstairs berdiri didepan puluhan orang dikantor Rolling Stone di jalan ampera 16 jakarta selatan pada minggu malam 14-02-2010 ketika mengisi acara Free Pass Road To PLACEBO dan langsung disambut meriah oleh penonton. Membawakan delapan lagu, The Upstairs perform sebagai Band penutup.

Dengan ruangan sempit 3x4 yang memaksa penonton berdesak-desakan.
Dengan lagu pembuka Kami Datang Untuk Musik yang diawali oleh dentuman drum Beni Adiantoro yang terlihat begitu semangat ketika menabuh drumnya dan ternyata ada seorang Australia yang mengenakan baju Kunobatkan Jadi Fantasi The Upstairs yang sangat faseh menyanyikan lagu itu dan itu cukup membanggaka. Lagu kedua Ekspetasi Nol, dengan penampilan wanita cantik sang Backing Vocal Dian Maryana yang terlihat begitu cantik dan Flamboyan dengan sedikit senyum yang menarik perhatian. Inilah lagu ketiga, satelit lagu tentang cinta Versi The Upstairs yang berbeda dari lagu-lagu cinta yang kebanyakan band begitu mendayu dengan penampilan Andre Idris dengan permainan gitarnya, dan untuk pertama kalinya terlihat seorang gitaris The Upstairs itu tersenyum ketika sang vokalis sedikit menggodanya dengan wanita yang berada di depannya. Lagu keempat, Sebuah lagu yang sangat hist bangat di Album Pertama The Upstairs yaitu Antah Berantah, dengan penampilan sang Bass & Keyboards Alfi Chaniago yang selalu terlihat memukau di setiap penampilannya.

Dansa Akhir Pekan adalah lagu kelima, yang dinanti-nantikan para Modern Darlings yang sudah begitu lelah dengan aktivitas selama enam hari yang tersita oleh kesibukan kerjaan, sekolah dan sebagainya, dan melepaskanya dengan berdansa akhir pekan. Lagu keenam, Diantara Haluan sebuah lagu yang sangat syahdu yang dinyanyikan oleh Jimi Multahzam sang Vokalis dan terlihat dia begitu menghayatinya. Terekam, lagu ketujuh yang di awali oleh permainan ciamik Keyboards Krishna Visco yang terlihat begitu sangat keren dengan sedikit senyumnya yang membuat wanita-wanita di belakang mencuri-curi pandang.

The Upstairs menutup acara dengan lagu yang berjudul Matraman yang menjadi salah satu lagu terbaik dari 150 lagu versi Rolling Stone, "Tak ada lagu maka tak ada industri musik,” adalah kutipan seorang pencipta lagu terkenal bernama James F. Sundah. Kalimat ini memberikan pencerah-an bahwa sejarah seni musik yang menghias kancah musik Indonesia sejak tahun 1950-an di era Irama dan Lokananta Records hingga hari ini didasari oleh kekuatan lagu-lagu, feno-menal, serta monumental dan merupakan pe-nanda berbagai zaman. Namun beribu sayang, mengingat pendokumentasian sejarah yang kurang tergarap baik, maka Rolling Stone merasa tidak pernah terlambat untuk memberikan kontribusi bagi dunia musik dengan menyingsingkan lengan baju, bahu-membahu dengan para sahabat kontributor, pengamat, dan penikmat musik dalam rangka menyusun sebuah daftar sahih yang memaparkan 150 Lagu Terbaik yang pernah wujud di Indonesia, dalam kurun waktu yang bukan main-main: Sepanjang Masa!........

MANTAFF....dan The Upstairs adalah satu di antaranya.
 

Next destination:14 Februari Rollingstone INA. Road to Placebo

Kamis, 11 Februari 2010
Tanggal 14 februari nanti The Upstairs akan tampil di Rolling Stone... tunggu Update selanjutnya yah... :)

LA LIGHTS FREEPASS - PLACEBO CONCERT
ROLLING STONE LOUNGE
Jl. Ampera Raya 16, Jakarta Selatan

14 FEBRUARI 2010
17:00 WIB

SPECIAL TALENT :
- THE UPSTAIRS
- CUTS
- JOHN PAUL IVAN Feat. The Freaks
- ADRIE SUBONO
- BULUKS SUPERGLAD

LEMONS PRODUCTION. 2010

NB: Syarat dan ketentuan berlaku
Hotline: 021 803 766 32
 

HIPSTERS



Kabupaten Sragen, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya terletak di Sragen, sekitar 30 km sebelah timur Kota Surakarta. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Grobogan di utara, Kabupaten Ngawi (Jawa Timur) di timur, Kabupaten Karanganyar di selatan, serta Kabupaten Boyolali di barat.

Kabupaten ini sebelumnya bernama Sukowati, nama yang digunakan sejak masa kekuasaan Kerajaan (Kasunanan) Surakarta. Nama Sragen dipakai karena pusat pemerintahan berada di Sragen.

Kawasan Sangiran merupakan tempat ditemukannya fosil manusia purba dan binatang purba, yang sebagian disimpan di Museum Fosil Sangiran.
---------------------------------------------------------------------------------------

Seragen, Letak yang sangat jauh dari kota Jakarta.
Tapi di kota itulah muncul sebuah gagasan dari sekumpulan orang-orang yang mengatasnamakan Pecinta The Upstairs untuk membuat komunitas Himpunan Pecinta The Upstairs (HIPSTER).

Berawal dari sebuah acara Televisi di Indosiar yang menampilkan The Upstairs, yang menggerakan empat anak muda itu, Herman Knoxnville, Yuli Cacing Elektric, Yusakh Ryan Susanto, Ridwan. untuk membuat komunitas Pecinta The Upstairs, setiap kali mereka hang out lagu-lagu The Upstairs selalu mengudara di speker HP mereka, pertama kali mereka mengadakan kumpul-kumpul itu di "taman batas kota", awalnya mereka tidak berniat untuk membesarkan komunitas itu karena disana sangat berat, hanya sekedar kopi darat.
tapi entah ada angin dari mana waktu mereka sedang kumpul sambil berdansa mengikuti alunan lagu The Upstairs yang di Play dari HP di Taman Batas Kota, ternyata banyak dari komunitas-komunitas lain yang tertarik dengan mereka dan ikut bergabung.
awal dari situlah mereka malah berniat bangat untuk nunjukin kepada The Upstairs kalau di Seragen itu ada Modern Darlings (MD), lalu mereka sepakat untuk menamaka Komunitas itu menjadi Himpunan Pecinta The Upstairs (HIPSTER).

Kenapa Hipster?
Bukan Modern Darling?

Kenapa mereka menamakan HIPSTER? karena di sana Pecinta The Upstairs itu Bukan hanya dari para Modern Darlings, tapi dari banyak komunitas. Komunitas Vespa,Reagge, Ska, Outsiders, dan masih banyak lagi. sekarang anggota HIPSTER itu sendri kurang lebih sekitar 50 anggota yang aktif.
lalu disepakatilah untuk meresmikan komunitas ini pada tanggal 14-02-08, tapi sebenarnya mereka sudah ada sejak tahun 2005.

Tour pertama keluar kota mereka untuk melihat langsung The Upstairs pentas itu di jakarta pada tanggal 07-02-2010 di acara Friend To Friend di Bulungan.
walau hanya di wakili 2 orang, tapi sudah membuktikan kecintaan mereka kepada The Upstairs.

dan mereka akan menambah umur komunitas HIPSTER itu menuju ketahun kedua tepat pada tanggal 14-02-2010.

ini hanyalah sedikit cerita tentang HIPSTER yang gue tau,, masih banyak lagi cerita-cerita tentang mereka yang bisa membangkitkan semangat kita para Modern Darling..

HIPSTER still flying there.
 

The Upstairs Rilis Album Mini Gratis Via Netlabel

Jakarta (15/8) – Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-63, band new wave Jakarta THE UPSTAIRS akan “membebaskan” mini album (EP) mereka yang berisi enam lagu untuk di download secara gratis bagi para penggemar di seluruh dunia via netlabel www.yesnowave.com.
Enam lagu tersebut adalah “Ku Nobatkan Jadi Fantasi,” “Dansa Akhir Pekan (2008),” “Alexander Graham Bell,” “Televisi,” “Terekam (Tak Pernah Mati) (Live)” dan “Lompat (Live Accoustic Set).”

EP bertitel Ku Nobatkan Jadi Fantasi ini mulai dapat di download secara eksklusif pada tanggal 17 Agustus 2008 tepat pada pukul 10:00 WIB melalui website netlabel asal Yogyakarta bernama Yes No Wave Music di www.yesnowave.com.

Rencananya album mini ini hanya akan beredar dalam format digital di internet dan tak akan di rilis dalam format CD atau kaset. Bagi para penggemar yang berniat untuk memiliki format fisiknya disediakan pula artwork sampul album dan lirik yang dapat di download via alamat website tersebut di atas.

“Ini adalah bentuk terimakasih kami kepada teman-teman Modern Darlings yang telah mendukung The Upstairs sejak hari pertama hingga saat ini,” ujar Jimi Multhazam, vokalis The Upstairs, “Selain ‘Ku Nobatkan Jadi Fantasi’, album mini ini juga berisi lagu-lagu yang mulai kami mainkan kembali belakangan ini. Jadi seperti kolaborasi antara Suasana Baru dan Nostalgia.”

Rencananya setelah merilis EP Ku Nobatkan Jadi Fantasi ini, The Upstairs akan merilis album penuh berisi 12 lagu baru bertitel Magnet! Magnet! pasca Hari Raya Idul Fitri. Album ketiga ini hanya akan di rilis secara resmi dalam format CD, kaset dan RBT.

Walau di distribusikan secara gratis via internet bukan berarti ke enam lagu The Upstairs tidak mendapatkan perlindungan Hak Cipta. EP Ku Nobatkan Jadi Fantasi oleh Yes No Wave Music menerima lisensi di bawah Creative Commons License jenis “Attributions-Noncommercial-Share Alike.”

Ini artinya para pengguna (pengunduh) dibebaskan untuk mengcopy, menyebarluaskan, menyiarkan bahkan meremix lagu-lagu tersebut dengan syarat bukan untuk mencari keuntungan (non-komersial).

Sebelumnya pada 15 Juli silam The Upstairs telah merilis single terbaru “Ku Nobatkan Jadi Fantasi” untuk di download secara gratis via account MySpace mereka (www.myspace.com/theupstairs1). Hingga kini single tersebut sudah di download lebih dari 25.000 kali via MySpace dan belum termasuk ribuan kali lainnya melalui website lokal penjaja MP3 ilegal.

Yes No Wave Music merupakan label rekaman independen asal Yogyakarta yang beroperasi secara online di internet dan termasuk yang pertama di Indonesia menawarkan service seperti ini. Hingga kini mereka telah merilis 15 album EP dan LP dari band-band indie lokal secara online dan gratis.

“Misi kami adalah mempromosikan hasil karya talenta-talenta muda yang tidak punya banyak kesempatan, mengalami hambatan finansial untuk memproduksi dan mendisitribusikan karya mereka dalam format vinil, CD atau kaset. Tentunya, baik kami juga band/musisi sepakat untuk memproduksi sebuah karya yang didistribusikan secara gratis dalam format MP3 melalui jaringan internet,” tulis Wok The Rock, bos label Yes No Wave Music.

.sumber: http://www.myspace.com/theupstairs1/blog/424176677
 

Keyboardist Elta Emanuella Quits From The Upstairs

JAKARTA - Setelah bergabung lebih dari tiga setengah tahun dan satu album penuh, Elta Emanuella, kibordis The Upstairs, menyatakan pengunduran dirinya dari band. Elta mundur untuk menyelesaikan tugas akhir kuliah dan rencananya tahun depan ia akan terbang ke Perth, Australia guna melanjutkan post-grade studi desain grafis di sana.

Saat ini Elta tengah berkonsentrasi menyelesaikan tugas akhir kuliahnya di Fakultas Seni Rupa jurusan Desain Grafis, Institut Kesenian Jakarta. Selain itu ia menjelaskan tidak akan melanjutkan karirnya di dunia musik dan akan serius menekuni karir sesuai disiplin ilmu yang ditekuninya kini.

"Kami menghormati keputusannya dan berterimakasih atas segala kontribusinya di band selama ini. Selama kurun waktu tiga setengah tahun semua kontribusinya terhadap The Upstairs sangat besar dan akan selalu dikenang selamanya. Sepanjang kehadiran Elta di band ini kami banyak melalui masa-masa indah bersama. Entah di studio rekaman, di atas panggung, di perjalanan tur, ketika berkumpul dengan Modern Darlings (penggemar The Upstairs), menerima penghargaan-penghargaan atau sesederhana bercandaan band ketika latihan. Semuanya akan terkenang dalam permainan khasnya di lagu ’Terekam (Tak Pernah Mati)’, ’Satelit,’ bahkan lagu yang sempat di gubahnya untuk kami, ’Digital Video Festival.’ Dia merupakan bagian dari keluarga besar The Upstairs. Kami berdoa semoga Elta selalu sukses dengan studi dan karirnya di masa depan,” ujar Jimi Multhazam, vokalis dan salah satu pendiri The Upstairs.

Elta Emanuella pertama kali bergabung dengan line-up The Upstairs pada bulan Maret 2004, selang sebulan setelah wafat mendadaknya additional keyboardist Petroff. Saat itu hanya seminggu sebelum The Upstairs melakukan tur kampus bersama The Brandals dan The Miskins guna mempromosikan album debut mereka Matraman (Sirkus Records).

The Upstairs selanjutnya untuk sementara waktu akan menjadi five-piece-band dan posisi kibordis nantinya bakal diisi oleh dua orang additional player, seorang untuk sesi rekaman dan seorang lagi untuk kebutuhan live performance.

Setelah kesuksesan album indie Matraman, The Upstairs di bulan September 2005 dikontrak satu album oleh major label internasional Warner Music Indonesia dan merilis Energy secara nasional pada Maret 2006. Album yang melejitkan ”Terekam (Tak Pernah Mati)” dan ”Disko Darurat” sebagai hits ini menandai sukses gemilang sebuah band indie yang awalnya divonis ”aneh” oleh publik hingga menjadi band cult yang diakui reputasinya di tingkat nasional.

Sepanjang 2006 dan 2007 merupakan hujan prestasi bagi band ini. Ajang bergengsi AMI AWARDS 2006 menganugerahi The Upstairs sebagai ”Grup Alternatif Terbaik” sementara Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia memberikan penghargaan sebagai ”Band Pelopor Kreativitas Pemuda.” Majalah GADIS memberikan trofi ”Raja Pensi 2006” sementara Majalah HAI menjuluki mereka sebagai ”Penguasa Baru Jakarta.” Penghargaan terakhir yang diterima tahun ini berasal dari Editors’ Choice Awards 2007 Majalah Rolling Stone Indonesia sebagai “The New Color”.

Line-up The Upstairs sekarang adalah Jimi Multhazam (vokal), Kubil Idris (gitar), Beni Adhiantoro (drums, backing vocal), Alfi Chaniago (bass, synth bass) dan Dian Maryana (Vokal, backing vocal).
Band new wave Jakarta ini belakangan tengah sibuk melakukan workshop tingkat akhir dan proses demoing bagi materi album terbaru mereka yang rencananya bakal rilis tahun depan.
SEMOGA SUKSES ELTA

.sumber: http://wenzrawk.multiply.com
 

Kenapa The Upstairs?

Nama The Upstairs diambil dari mana? (dijawab Jimi)
Awalnya Jimi dan kubil kerap nongkorng dan mencari-cari inspirasi di kamar Kubil yang kebetulan berada di lantai dua rumahnya di kawasan Tebet. Awalnya gue sempat menamakan grup ini Electric G-Spot, tapi kok enggak seru namanya dan kurang mudah diingat. Nama upstaurs di rumah kubil biasa ngumpul sama jimi. Kebetulan kamarnya di atas di daerah tebet. Dan nama itu tercipta pas dengan hari ABRI (5 Oktober) tahun 2001. tanggal itu kita tetapkan sebab bertepatan dengan pertama kalinya kami berlatih di lama ruang studio resmi.
Lalu bagaimana perjalanannya?
Jimi dan Kubil memang sebagai pendiri band ini. saat ini kita sudah delapan kali berubah formasi, dan sempat beberapa kali lebih dari lima orang. Dulu malah personel kita campuran dari beberapa kampus, ada yang UI, Perbanas dan IKJ. Tapi sekarang Cuma anak IKJ saja, biar lebih gampang ngumpulinnya.
Bila diibaratkan sebuah kendaraan, The Upstairs itu mirip kendaraan apa?
Jimi: Chrysler PT. Cruiser berwarna kuning. Sebab mobil ini memiliki gaya klasik tapi mesinnya modern. Yang jelas warna kuning itu keren dan cerah.
Kubil: The Upstairs itu ibaratnya Vespa. Ya, Vespa aja.
Beni: Kayak Vespa kali ya? Asyik buat gaya-gayaan
Alfi: Ibarat motor yang masih dalam baru intreyen, masih banyak yang yang perlu dilakukan. Dan perjalanan masih panjang.
Dian: Ibarat VW Kombi Dakota. Muat banyak, sebab kru The Upstairs banyak banget. Ha..ha..ha..
Mobil idaman kalian?
Jimi: Morris Mini Cooper, tapi kalau weekend tetap pakai PT. Cruiser
Kubil: Mercy Barong
Beni: Morris Mini Cooper
Alfi: VW Kombi
Dian: Morris Mini Cooper, Holden Statesman
(pertanyaannya dilakukan di tempat terpisah, tapi kebanyakan suka Mobil Mr.Bean ya?)
Oke, band Anda dikatakan mengusung aliran New Wave, apa definisi New Wave itu sendiri?
New Wave itu artinya gelombang baru.. ha..ha.. Ada sebuah masa yang timbul setelah era punk. Post punk. Inggris.New Wave sendiri sebenarnya musik punk yang diisi instrumen keyboard. kalo di tahun 78-79 itu ada gara-gara musik2 elektronic…anak2 punk rock terinspirasi kesana,,, gue ambil new wave karena selalu new..namun gue banyak balada.., fashion di mix..gue tertarik film The Outsiders. Tapi aliran kami sebenarnya bebas-bebas saja orang mau bilang apa. Yang jelas kami terus bereksperimen
Siapa sebenarnya yang paling gila otomotif di sini?
Beniiiiii……. Semua menunjuk Drumer ini. Dia yang paling gila..buktinya Vespanya paling banyak dimodifikasi. Tapi sebenarnya yang pertama menularkan kedoyanan Vespa ya Jimi. Semua bisa mengendarai motor. Tapi kalau ditanya siapa yang bisa neytir mobil. Ya cuma Beni yang bisa..ha..ha.. sebenarnya baru juga dapet vespa tahun 2006 baru main langsung gila.
Lagu apa yang cukup kuat membakar semangat penonton?
Hmmm..kayaknya Matraman masih sanggup mengangkat minat penonton buat bersorak. Lagu ini sepertinya bakal awet sepanjang masa. Tapi sebenarnya Matraman kita sisipkan untuk cooling down. Yang lebih ampuh memanaskan suasana sebetulnya Amatir. Matraman…istilahnya bisa dibilang sepanjang masa…masih rame aja. Musik lirik jimi..
Dimana manggung yang paling Happening?
Paling happening ya waktu launching album Matraman di BB’s café Menteng tahun 2004. Terus pernah juga manggung di sebuah café di Jogja. Kita main di depan anak-anak ISI semuanya pada naik ke panggung, sampai kita bingung mainnya. paling happening lauhchging matraman..2004. gue baru pertmakali liat gue ama jimi main di atas sound.
Lalu apa motor idaman kalian?
Jimi: Vespa LX
Kubil: Vespa tahun 50-an
Benni: Lambretta Li dan SX
Alfi: Vespa tua deh.
Dian: Vespa juga
Kok vespa semua ya? Enggak ada yang suka Harley-Davidson gitu?
Kalau H-D gayanya terlalu keras dan lebih ke metal.. he..ha..
Hubungan kalian sebenarnya apa?
Sesama anak IKJ, tapi beda-beda jurusan. Alfi dan Dian anak Televisi, Beni dan Kubil dari Film, Jimi jurusan seni rupa.
Band-band apa saja yang menjadi inspirator kalian dalam bermusik?
Ada beberapa nama yang mempengaruhi gaya bermusik kita, seperti A Flock Of Seagulls Joy Division DEVO Iggy Pop Lou Reed The Police David Bowie. Tapi sebenarnya kami juga memiliki selera masing-masing, ada yang suka Rolling Stone, ada ada yang suka The Who dan The Clash
Range usia Fans The Upstairs?
SD sampe anak kulaih semester awal. Kalo yang udah semester pertengahan biasanya sudah enggak suka gaya-gaya kita. Mereka sudah sok serius..hehe. Gue pernah ketemu anak SD… yang menghampiri gw anaknyua cerdas. Dan dia mengomentari musik upstairs..dia suka musiknya lucu anak kelas dua..nama bandnya apa sih? Pure banget… yang paling tua… ada yang tua dia meneceritakan hal-hal punk malah email umur 37 tahun masalah punk gue suka band2 ini. ada yang 42 dua..dia gondrong anak metal..dia suka gitarnya kubil.. obro;lan nyambung..the police standar kata dia..ternyata selera dia lebih ngaco lagi.
Berapa album sampai saat ini?
Awalnya kita pernah buat mini album(EP) bertajuk Antah Berantah, tapi hanya 6 lagu. Kemudian full album pertama adalah Matraman, lalu Energy dan sekarang kita sedang menggarap album ke-tiga.
Prestasi tertinggi yang diraih The Upstairs? (dijawab Jimi)
Award AMI the best alternatif, padahal seumur hidup gue enggak pernah dpaet piala, juara kelas pun enggak pernah.
Apa yang menyatukan kalian?
Basicnya kita suka punk rock semua. Dari scene underground dari jaman sma. yang naytuin uprstairs karena selera musik yang nyatukan punk rock

.sumber: http://www.modern-darling.blogspot.com/
 

Terbentuk Lah The Upstairs

The Upstairs dibentuk pada bulan Oktober 2001 di Jakarta oleh Jimi Multhazam (vokalis) dan Kubil Idris (gitar) dengan pengaruh musikal dari band-band new wave seperti A Flock Of Seagulls, Devo, Depeche Mode, hingga Joy Division. Menyusul bergabung beberapa bulan kemudian, seorang drummer band metal bernama Beni Adhiantoro dan belakangan bassist Alfi Chaniago. Kebetulan kesemuanya adalah mahasiswa Institut Kesenian Jakarta. Awal 2002 The Upstairs merilis ep bertitel Antahberantah secara do-it-yourself dalam format kaset dan CD yang ludes 300 keping dalam waktu singkat. Ini dilanjutkan dengan serangkaian live performances mereka di Jakarta, Bandung dan Jogjakarta.

Selain karena ciri musikal mereka yang danceable, lirik-lirik lagu yang implisit dan jenial, The Upstairs juga terkenal karena kharisma frontman mereka, Jimi Multhazam yang eksentrik dan pandai bersilat kata jika sedang manggung. Uniknya, style musik yang diusung The Upstairs ini telah jauh lebih dulu muncul sebelum ledakan global new wave revivalist yang dipopulerkan band-band seperti Franz Ferdinand, The Killers, The Bravery, Kaiser Chiefs, Bloc Party dan sebagainya. Pendeknya, The Upstairs memang bukan band yang mengekor trend musik global, mereka justru ikut membidaninya. Sebuah hal yang cukup langka di tanah air ini.

Setelah melalui serangkaian reformasi dalam line-up, kini formasi tersolid The Upstairs adalah Jimi Multhazam (vocals), Kubil Idris (guitar), Beni Adhiantoro (drums), Alfi Chaniago (bass & keyboards), Elta Emmanuella (keyboards & synths) dan Dian Maryana (backing vocal).

The Upstairs merilis debut CD mereka yang bertitel Matraman di bawah independen label Sirkus Rekord pada tanggal 14 Februari 2004. Tepat di malam Valentine tersebut mereka menggelar pula record release party di BBs Bar, Menteng, Jakarta. Acara pesta rilis album itu kemudian tercatat sebagai gig paling ramai yang pernah diselenggarakan di bar sempit namun legendaris tersebut. 100 keping CD Matraman pun ludes dalam hitungan dua jam saja di acara tersebut.

Sebulan kemudian The Upstairs merilis video musik singel pertama mereka Apakah Aku Berada Di Mars atau Mereka Mengundang Orang Mars yang disutradarai The Jadugar (Sutradara Terbaik MTV Indonesia Awards 2003) di MTV Indonesia. Singel ini juga menerima heavy rotation airplay dan sempat menduduki posisi teratas di berbagai charts stasiun radio di pulau Jawa selama beberapa minggu. Begitu pula halnya dengan singel kedua Matraman yang rilis dua bulan kemudian.

Dua singel tersebut menjadi indie hits dan mengakibatkan album Matraman diburu banyak orang. Sayangnya, keterbatasan distribusi indie label membuat album ini sulit didapatkan di pasaran. Untuk menanggulangi permintaan yang meninggi, bulan Agustus 2004 album Matraman dirilis dalam format kaset dengan distribusi nasional via label RNB. Album debut yang menuai banyak pujian dari kritikus lokal ini kemudian oleh majalah MTV Trax ditetapkan sebagai salah satu The Best Indie Album 2004. Majalah HAI di akhir tahun 2004 bahkan memilih The Upstairs sebagai The Best Indie Band 2004.

Seiring dengan demam Matraman di Jakarta, The Upstairs pun makin sering tampil di berbagai pentas seni (pensi) yang digelar SMA-SMA di Jabotabek bersama artis-artis papan atas Indonesia. Nyatanya, semua panggung Pensi SMA bergengsi di Jakarta telah dijelajahi oleh band ini. Akibatnya, Februari 2005 Majalah HAI kemudian memilih The Upstairs sebagai salah satu Band Raja Pensi 2005. Sebuah konser tunggal The Upstairs yang digelar 9 Januari 2005 di De Basic Bar, Jakarta juga menuai sukses besar. 500 tiketnya sold-out hanya dalam waktu 2 jam saja. Fan base The Upstairs pun kian berkembang dan bertambah banyak setiap harinya.

Maret 2005 The Upstairs diminta oleh FFWD Records untuk berpartisipasi di album soundtrack film Catatan Akhir Sekolah bersama Mocca, Seringai, Pure Saturday dan sebagainya. Di album ini The Upstairs menyumbangkan singel terbaru mereka yang berjudul Gadis Gangster. Teramat padatnya jadwal tur konser ke Surabaya, Malang, Jogjakarta, Semarang dan kota-kota lainnya di Jawa mengakibatkan proses penggarapan album baru The Upstairs tersendat-sendat.

Hampir sebagian besar waktu The Upstairs di tahun 2005 dihabiskan di atas panggung. Bermaksud melangkah ke level selanjutnya, The Upstairs menyebarkan demo empat lagu baru mereka ke berbagai label rekaman terkemuka Indonesia untuk membuka kemungkinan bekerjasama. Gayung bersambut, seorang sohib lama yang kemudian bekerja sebagai A&R Warner Music Indonesia, Agus Sasongko, menawarkan kontrak eksklusif bagi The Upstairs.

Akhirnya, pada 19 September 2005 The Upstairs resmi teken kontrak satu album dengan major label Warner Music Indonesia. Proses rekaman album terbaru telah dilakukan sejak Desember 2005 hingga Februari 2006 di Studio Aluna, Kemang yang dimiliki komposer tenar Erwin Gutawa. Proses mixing sendiri dilakukan di Studio A System dengan sound engineer maestro musik elektronik, Andy Ayunir dan mastering oleh Hok Laij di Musica Studio. Album ini rilis Maret 2006.

Keyboardist Elta Emanuella pada tanggal 7 Oktober 2007 secara resmi mengundurkan diri dari band karena ingin melanjutkan studinya di luar negeri. The Upstairs sendiri saat ini tengah sibuk menyelesaikan demoing bagi album penuh ketiga mereka yang bakal rilis tahun 2008.


.sumber: http://www.modern-darling.blogspot.com/